naskah drama Anita
Pemeran /
karakter:
jidul : anak lelaki berusia 25 tahun
sinta: adik nyonya berusia lebih kurang 40 tahun
ratih : nyonya rumah berusia lebih kurang 42 tahun
cerita ini berlangsung di sesuatu kamar depan keluarga yang cukup terpandang. ada beragam perlengkapan yang lazim di kamar tamu sejenis itu, tetapi yang terutama adalah seperangkat meja serta kursi tamu. pada kurang lebih jam 09. 00 drama ini berlangsung.
dengan penuh keriangan, si jidul bersihkan meja serta kursi-kursi. kepalanya melenggut-lenggut, pantatnya bergidal-gidul selaras dengan musik dangdut yang terdengar meriah. jidul terperanjat saat musik mendadak berhenti.
sinta ( nampak, segera menuju ke arah jidul )
ayo ! mana ! berikanlah kembali padaku !ayo ! mana !
jidul ( ber-ah-uh, sembari berikan isyarat yang menyebutkan ketidakmengertiannya )
sinta:
janganlah berlagak pilon ! siapa lagi bila bukan hanya anda yang mengabilnya ? ayo, jidul, anda sembunyikan dimana, heh ?
jidul ( ber-ah-uh, makin bingung serta takut )
sinta:
basic maling ! belum hingga sebulan disini anda telah kambuh lagi, ya ? basic tidak tahu diri ! ayo, kembalikan kepadaku ! mana, heh ?
jidul ( meringkuk diam )
sinta: ( makin keras suaranya )
jidul ! anda akan kembalikan apa tidak ? akan insaf apa tidak ? apa akan ku panggilkan orang-orang sekampung untuk mencincangmu, heh ? anda akan dipukuli layaknya dulu lagi ? ayo, mana ?
nyonya ( nampak terburu-buru )
eh, ada apa sinta ? ada apa dengan jidul ?
sinta:
anak ini memanglah tidak pantas dikasihani, kak. dia mencuril lagi, kak !
nyonya
mencuri ? ( tertegun ). anda mencuri, jidul ?
jidul ( ber-ah-uh sembari menggoyang-goyangkan kepala serta tangannya )
sinta:
mungkir, ya ? walau sebenarnya jelas, kak ! tadi saya mandi. sesudah itu, arloji saya tertinggal di kamar mandi. lantas dia masuk, tak tahu kenapa. lantas tak ada lagi arloji saya, kak.
nyonya:
o, arloji kamu hilang, demikian ?
sinta:
bukan hanya hilang, kak ! jelas dicurinya ! ayo, ngaku saja ! anda ngaku saja, jidul !
jidul ( ber-ah-uh coba menjelaskan ketidaktahuannya )
sinta :
tetap mungkir ? minta jam ku ?
nyonya:
sabar, sinta ! sabar !
sinta:
maaf, kak. ini agar saya urus sendiri ! anda baru akan ngaku bila dipukul, ya ? sini ! ( akan memukul si jidul ).
si jidul ( meloncat, lari ke luar dikejar oleh sinta )
nyonya:
sabar dulu sinta ! di check dulu ! ( mendesah sendiri ) ya, ampun ! orang telah tua kok gegabah, tidak sabaran demikian.
sinta: (memegang tangan si jidul)
akan, lari ke mana lagi, heh ? kembalikan jam ku saat ini !
nyonya:
sabar, sinta ! tunggulah dulu !
sinta:
tunggulah apa lagi, kak ! anak tidak benar ini mesti saya ajar agar kapok.(seperti ingin memukul).
nyonya:
tunggulah dulu ! siapa tahu, jidul benar tidak mengambil serta kamu yang tidak benar menyimpan arlojinya !
sinta:
tidak barangkali, kak ! saya meyakini, si brengsek ini pencurinya.
nyonya ( lihat tangan pak pikun )
eh, tengok ! arlojinya kan itu ! di pergelangan tangan kananmu, sinta. tengok ! ( tertawa ngakak ).
sinta
o, iya ! benar ! ( tertawa geli)...
jidul : anak lelaki berusia 25 tahun
sinta: adik nyonya berusia lebih kurang 40 tahun
ratih : nyonya rumah berusia lebih kurang 42 tahun
cerita ini berlangsung di sesuatu kamar depan keluarga yang cukup terpandang. ada beragam perlengkapan yang lazim di kamar tamu sejenis itu, tetapi yang terutama adalah seperangkat meja serta kursi tamu. pada kurang lebih jam 09. 00 drama ini berlangsung.
dengan penuh keriangan, si jidul bersihkan meja serta kursi-kursi. kepalanya melenggut-lenggut, pantatnya bergidal-gidul selaras dengan musik dangdut yang terdengar meriah. jidul terperanjat saat musik mendadak berhenti.
sinta ( nampak, segera menuju ke arah jidul )
ayo ! mana ! berikanlah kembali padaku !ayo ! mana !
jidul ( ber-ah-uh, sembari berikan isyarat yang menyebutkan ketidakmengertiannya )
sinta:
janganlah berlagak pilon ! siapa lagi bila bukan hanya anda yang mengabilnya ? ayo, jidul, anda sembunyikan dimana, heh ?
jidul ( ber-ah-uh, makin bingung serta takut )
sinta:
basic maling ! belum hingga sebulan disini anda telah kambuh lagi, ya ? basic tidak tahu diri ! ayo, kembalikan kepadaku ! mana, heh ?
jidul ( meringkuk diam )
sinta: ( makin keras suaranya )
jidul ! anda akan kembalikan apa tidak ? akan insaf apa tidak ? apa akan ku panggilkan orang-orang sekampung untuk mencincangmu, heh ? anda akan dipukuli layaknya dulu lagi ? ayo, mana ?
nyonya ( nampak terburu-buru )
eh, ada apa sinta ? ada apa dengan jidul ?
sinta:
anak ini memanglah tidak pantas dikasihani, kak. dia mencuril lagi, kak !
nyonya
mencuri ? ( tertegun ). anda mencuri, jidul ?
jidul ( ber-ah-uh sembari menggoyang-goyangkan kepala serta tangannya )
sinta:
mungkir, ya ? walau sebenarnya jelas, kak ! tadi saya mandi. sesudah itu, arloji saya tertinggal di kamar mandi. lantas dia masuk, tak tahu kenapa. lantas tak ada lagi arloji saya, kak.
nyonya:
o, arloji kamu hilang, demikian ?
sinta:
bukan hanya hilang, kak ! jelas dicurinya ! ayo, ngaku saja ! anda ngaku saja, jidul !
jidul ( ber-ah-uh coba menjelaskan ketidaktahuannya )
sinta :
tetap mungkir ? minta jam ku ?
nyonya:
sabar, sinta ! sabar !
sinta:
maaf, kak. ini agar saya urus sendiri ! anda baru akan ngaku bila dipukul, ya ? sini ! ( akan memukul si jidul ).
si jidul ( meloncat, lari ke luar dikejar oleh sinta )
nyonya:
sabar dulu sinta ! di check dulu ! ( mendesah sendiri ) ya, ampun ! orang telah tua kok gegabah, tidak sabaran demikian.
sinta: (memegang tangan si jidul)
akan, lari ke mana lagi, heh ? kembalikan jam ku saat ini !
nyonya:
sabar, sinta ! tunggulah dulu !
sinta:
tunggulah apa lagi, kak ! anak tidak benar ini mesti saya ajar agar kapok.(seperti ingin memukul).
nyonya:
tunggulah dulu ! siapa tahu, jidul benar tidak mengambil serta kamu yang tidak benar menyimpan arlojinya !
sinta:
tidak barangkali, kak ! saya meyakini, si brengsek ini pencurinya.
nyonya ( lihat tangan pak pikun )
eh, tengok ! arlojinya kan itu ! di pergelangan tangan kananmu, sinta. tengok ! ( tertawa ngakak ).
sinta
o, iya ! benar ! ( tertawa geli)...
Nyonya: basic pikun ya tetap saja pikun (tertawa
geli)....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar