Senin, 26 Januari 2015
MY PROFIL
nama saya anita wahyuni kartika sari, saya dilahirkan pada tanggal 22 Juni 1997 di Bengkulu. saya dilahirkan dengan mempunyai 4 orang saudara, saya adalah anak bungsu. saya beralamat di Jl.pasar Baru Bintuhan Kab.Kaur tetapi sekarang saya tinggal di Bengkulu karena saya bersekolah disana. saya dari TK-SMP di bintuhan, SD saya adalah SD N 2 K/S, SMP saya di SMP N 1 K/S. saya sekarang bersekolah di SMKS 16 Farmasi Bhakti Nusa Bengkulu, saya bersekolah disana karena saya ingin menjadi seorang apoteker. begitu banyak suka duka saya selama saya bersekolah di SMKS 16 BN ini, saya mendapatkan banyak pengalaman dan juga teman. yang paling mengesankan adalah saya juga bisa mengenal sosok yang menurut saya bisa memberikan warna pada tiap-tiap hari saya selama bersekolah disini. nah teman-teman blogger ini adalah sedikit profil tentang saya, lain kali kita sambung yaa.....
Selasa, 20 Januari 2015
REAKSI PENGENDAPAN
Pengendapan
adalah proses membentuk endapan yaitu padatan yang dinyatakan tidak larut dalam
air walaupun endapan tersebut sebenarnya mempunyai kelarutan sekecil apapun.
Prosedur analisis menentukan jumlah pereaksi yang digunakan atau ditambahkan
kedalam sampel/analat agar terbentuk endapan. Dalam kasus dimana jumlah
pengendap tidak disebutkan, biasanya dapat dilakukan estimasi kasar dengan cara
perhitungan sederhana yang melibatkan konsentrasi pereaksi dan perkiraan berat
zat/konstituen yang ada. Biasanya disarankan pemakaian pengendap berlebih
karena kelarutan endapan-endapanberkurang atau menurun, yang disebabkan oleh
efek ion yang sama (common – ion effect). Kelebihan pengendap yang banyak tidak
diinginkan, bukan saja karena pemborosan pereaksi tetapi juga karena endapan
dapat cenderung melarut kembali dalam kelebihan pereaksi yang banyak, membentuk
ion rangkai (kompleks). Sebagai contoh, senyawaan perak diendapkan dengan
senyawa klorida dan endapan menjadi lebih, tidak dapat larut bila terdapat
cukup kelebihan klorida, tetapi kelebihan klorida yang besar melarutkan endapan
tadi :
Ag Cl + 2Cl¯ ® Ag Cl3 2¯
Secara umum,
bila tidak ditentukan, dapat digunakan atau ditambahkan 10% kelebihan
pengendap. Dalam semua hal, cairan supernatan atau saringan (filtrat) harus
diuji untuk mengetahui kesempurnaan endapan dengan menambahkan sedikit
penambahan jumlah pengendap.
Hal yang utama
dalam analisis gravimetri ialah pembentukan endapan yang murni dan mudah
disaring .
Pengendapan
mulai terjadi dengan terbentuknya sejumlah partikel kecil yang disebut
inti-inti (nukla) bila ketetapan hasil kali kelarutan (Ksp) suatu senyawaan
dilampaui. Partikel-partikel kecil ini ukurannya akan membesar dan akan
mengendap kedasar wadah. Partikel-partikel yang relatif besar ini seringkali
lebih murni dan lebih mudah disaring. Pada umumnya ukuran partikel meningkat
mencapai ukuran maksimum dan kemudian berkurang bila konsentrasi pereaksi
pereaksi dinaikkan. Diketahui bahwa makin kecil kelarutan suatu endapan maka
semakin kecil ukuran partikelnya. Tetapi ketentuan ini merupakan aturan kasar
atau tidak mutlak sebagai contoh perak klorida (AgCl) dan bariumsulfat (BaSO4)
mempunyai kelarutan molar yang sama (Ksp sekitar 10¯10 tetapi
partikel bariumsulfat jauh lebih besar daripada perak klorida bila digunakan
kondisi pengendapan yang serupa. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan
kelarutan ialah :
-
suhu
-
pH
-
pemakaian zat pengkompleks
Pengendapan
sangat umum dilakukan pada suhu tinggi, dengan alasan bahwa garam dari asam lemah
seperti kalsiumoksalat (CaC2O4) dan seng sulfida (ZnS)
lebih baik bila diendapkan dalam suasana asam lemah daripada suasana basa.
Bariumsulfat akan lebih baik diendapkan dalam larutan asam klorida 0,01 M
sampai dengan 0,05 M karena kelarutan akan meningkat dengan terbentuknya ion
hidogensulfat (HSO4-).
Setelah endapan
terbentuk kadang-kadang perlu dilakukan pencernaan (digestion) atau penuaan
(aging) artinya endapan tersebut dibiarkan bersentuhan atau kontak dengan
larutan induk (mother liquor), biasanya pada suhu yang ditinggalkan sebelum
penyaringan dilakukan.
Partikel-partikel
kecil dari endapan berbentuk kristalin seperti BaSO4, lebih dapat
larut dibandingkan partikel-partikel besarnya yang mengakibatkan larutan
tersebut lewat jenuh terhadap partikel besar. Untuk meningkatkan ukuran
partikel dari kecil menjadi besar seperti pada endapan kristalin BaSO4,
dilakukan proses pemasakan (ripening). Pemasakan ini dapat
dilakukan diatas penangas air (water bath) dimana wadah beserta endapan
disimpan diatasnya selama 30 – 60 menit. Endapan selai (gelatin) seperti besi
(III) hidroksida tidak dicerna (digest) karena endapan kecilnya tidak begitu
berbeda dengan endapan besarnya sehingga tidak terjadi peningkatan ukuran yang
berarti. Untuk memperoleh endapan dengan partikel berukuran besar, pengendapan
dilakukan dengan menambahkan perlahan-lahan larutan encer pengendap. Endapan
kristalin biasanya dicernakan pada suhu yang dinaikan sebelum penyaringan yang
bertujuan untuk makin meningkatkan ukuran partikel.
Pada waktu
proses pengendapan suatu endapan, dapat terjadi suatu zat yang biasanya dapat
larut akan terbawa mengendap dan peristiwa ini disebut kopresipitasi.
Sebagai contoh suatu larutan barium klorida yang mengandung sedikit ion nitrat
dan kedalam larutan ini ditambah pengendap asamsulfat maka endapan bariumsulfat
akan mengandung barium nitrat. Hal ini diistilahkan nitrat tersebut
dikopresipitasi bersama sulfat.
Kopresipitasi
dapat terjadi karena terbentuknya kristal campuran atau oleh adsorpsi ion-ion
selama proses pengendapan. Kristal campuran ini memasuki kisi kristal endapan,
sedangkan ion-ion yang teradsorpsi ditarik kebawah bersama-sama endapan pada
proses koagulasi.
Pada waktu
pembentukan endapan kristalin seperti bariumsulfat, ketidakmurnian teradsorpsi
sewaktu partikel-partikel endapan masih kecil. Ketika partikel tersebut
membesar dapat terjadi pengotor tersebut berada/masuk dalam kristal. Pengotoran
jenis ini disebut oklusi. Kopresipitasi dapat dikurangi tetapi tidak
dapat dihilangkan sama sekali, dengan cara penambahan kedua pereaksi itu?. Bila
diketahui bahwa sampel atau pengendap mengandung ion pengotor maka larutan ini
dapat ditambahkan kepada larutan yang lain. Dengan demikian konsentrasi
pengotor dapat dijaga agar minimum pada tahap-tahap awal presipitasi.
Kemurnian suatu
endapan kristalin dapat ditingkatkan dengan jalan disaring, dilarutkan kembali
(ulang) dan kemudian diendapkan kembali. Hal ini dapat dilakukan bila endapan
tersbut mudah dilarutkan. Tetapi endapan bariumsulfat yang tidak mudah
dilarutkan kembali, kemurniannya dapat ditingkatkan engan proses penuaan atau
pencernaan.
Partikel-partikel
endapan selai jumlahnya lebih banyak dan jauh lebih kecil ukurannya
dibandingkan partikel endapan kristalin. Karena kecil maka luas permukaan pada
larutannya sangat besar/luar biasa besarnya. Keadaan seperti ini mengakibatkan
teradsorpsinya air dalam jumlah relatif besar. Hal ini menyebabkan endapan tersebut
mirip gelatin dan adsorpsi ion-ion lainnya sangat ekstensif. Partikel-partikel
endapan selai tidak mudah tumbuh menjadi besar dan pengotor tidak akan masuk
kedalam endapan tapi akan terikat pada permukaan partikel-partikel kecil tadi.
Ion-ion
hidrogen dan hidroksida mudah teradsorpsi oleh endapan selai seperti Fe(OH)3
dan Al(OH)3.
Besi (III)
hidroksida bermuatan positif pada pH ñ 8,5 tetapi bermuatan negatif pada pH
lebih tinggi dari itu. Untuk meningkatkan kemurnian endapan selai dapat
dilakukan dengan pencucian atau pengendapan ulang. Proses pencernaan tidak
berguna karena endapan selai tersebut sedikit sekali dapat larut sehingga
partikel-partikelnya tidak terlalu cenderung tumbuh untuk membesar.
Pengendap yang
digunakan umumnya zat anorganik walaupun pada beberapa penetapan digunakan zat
organik sebagai pengendap.
Pengendap
anorganik biasanya berupa basa, asam atau garamnya. Basa yang sering dipakai
adalah amonia (larutan gas amoniak dalam air), NaOH atau KOH. Endapan yang
terbentuk berupa hidroksida yang akan berubah menjadi oksidanya bila bentuk
pertama dipijarkan. Pemakaian pengendap selalu berlebihan untuk
mendapatkan pengendapan sempurna tetapi dapat terjadi bahwa hidroksida yang
mengendap mula-mula akan larut dalam basa pengendap berlebih. Sebagai contoh,
endapan Cu(OH)2 dapat larut dalam NH4OH sehingga yang
terakhir ini tidak dapat digunakan sebagai pengendap untuk memperoleh endapan
Cu(OH)2. Pereaksi yang tepat adalah NaOH. Sebaliknya endapan Al(OH)3
akan larut dalam basa kuat, NaOH atau KOH. Endapan Zn(OH)2 akan
larut dalam basa lemah (NH4OH) atau basa kuat (NaOH/KOH), jadi
senyawaan seng harus diendapkan dengan suatu garam misalnya (NH4)2HPO4.
Senyawaan barium dapat diendapkan dengan H2SO4 sehingga
membentuk endapan BaSO4. Pengendapan BaSO4 dapat
dilakukan dengan memakai Na2SO4 (garam) sebagai pengganti
asam sulfat. Endapan perak klorida juga terbentuk bila pengendap NaCl
ditambahkan kedalam suatu larutan garam perak.
Secara umum
endapan yang berbentuk hidroksida akan terurai bila dipijarkan pada suhu tinggi
membentuk oksidanya yang kemudian ditimbang (bobot tetap). Endapan seperti BaSO4
relatif sukar terurai pada suhu tinggi tetapi akan tereduksi bila ada zat
pereduksi seperti C atau H2. Pereduksi C diperoleh dalam kertas
saring yang dipakai sebagai penyaring.
Sejumlah ion
logam dapat diendapkan dengan pereaksi organik. Zat organik seperti ¥ -
hidroksi – kuinolina [¥ - kuinolinolina atau oxine (oksina)] membentuk
senyawaan yang mengendap dengan ion-ion logam seperti alumunium, besi, seng,
tembaga, zirkonium dan sebagainya. Zat ini hampir tak dapat larut dalam air dan
bila akan dipakai sebagai pengendap maka harus dilarutkan dalam suatu pelarut
organik tertentu seperti asamasetat atau metanol.
Rumus oksina : C9H7OH
Selain oksina,
zat organik lainnya yang digunakan sebagai pengendap ialah dimetilglioksima,
yang rumusnya :
CH3 - C = NOH
I
CH3 - C = NOH
Pereaksi ini
dengan senyawaan nikel membentuk endapan merah N1(C4H7N2O2)2.
Ion-ion pengganggu misalnya Fe3+, Al3+,B3+
yang dapat dicegah dengan menambahkan senyawaan organik tertentu (sitrat atau
tartrat) Dimetilglioksima hanya sedikit larut dalam air, maka biasanya dipakai
larutan 1% dalam etanol. Senyawaan tembaga dapat diendapkan dengan pereaksi
benzoin a - oksina (kupron) yang membentuk endapan hijau
Rumus zat ini :
C6H5 - CH = OH
I
C6H5 - C = NOH
Benzoin a -
oksina sangat sedikit dapat larut dalam air tetapi mudah larut dalam etanol.
Pereaksi yang dipakai adalah larutan 2% dalam etanol.
Senin, 19 Januari 2015
my profil
nama ku anita, aku lahir disebuah kota kecil namanya kota bengkulu hari itu bertepat pada tanggal 22 juni 1997. aku sekarang bersekolah di SMKS 16 FARMASI BENGKULU,.
Langganan:
Postingan (Atom)